Trading Rule adalah aturan trading yang anda tentukan sendiri, anda buat sendiri dan anda laksanakan sendiri. Maka trading rule tiap orang pasti sangat beda tergantung gaya trading masing-masing.
Memiliki trading rule itu seperti punya SOP dalam bekerja. Dengan SOP anda tahu persis apa yang anda kerjakan setiap hari. Dan kalau ada masalah, penelusurannya juga akan sangat mudah.
Misalnya anda bisnis laundry. SOP-nya setelah dapat pakaian kotor dari konsumen, maka harus ditimbang lalu dicatat berapa beratnya pada form yang sudah disediakan. Hitung juga berapa PCS pakaiannya dan catat.
Lalu isi harga layanannya apakah cuci basah, cuci kering atau cuci setrika. Lalu catat nama konsumen dan berikan copy form ke konsumen.
Begitu seterusnya hingga masuk mesin cuci, proses pengeringan hingga proses setrika semua ada SOP yang harus dijalankan persis seperti yang sudah ditentukan dan harus dihitung jumlahnya di tiap proses.
Misalnya ada masalah mungkin pakaiannya hilang satu, maka bisa langsung dilacak hilangnya ketika melakukan apa sebab semua dihitung tiap perpindahan proses.
Itu baru proses sederhana di bisnis laundry. Sedangkan di saham rule trading bisa sangat beragam macamnya. Bahkan satu orang bisa punya beberapa rule trading. Saya melihat seorang suhu saham membagikan incaran dengan aneka macam rule.
Kalau ini semua tidak dicatat ya bakal bingung ketika tiba-tiba ada saham anda yang anjlok. Anda akan bingung menentukan langkah selanjutnya bagaimana. Maka akhirnya timbul pertanyaan klasik
“Kak, saham ABCD saya udah mines 50% nih, enaknya dijual atau hold ya?”
Ini menunjukkan bahwa yang bersangkutan saat beli sama sekali gak punya rencana. Boleh jadi ikut-ikutan, boleh jadi asal beli aja, atau dia udah punya rencana sebelumnya tapi mengkhianati rencananya sendiri.
Waktu beli niatnya cuma scalping. Nanti sore dijual. Eh ternyata abis beli saham turun, dia avg down. Lalu naik dikit tapi masih mines dan market close. Besoknya makin dalam turunnya, avg down lagi lebih gede. Lha kok malah ARB wkwkwk..
Berharap besok naik eh ARB masih berlanjut padahal udah gak ada duit lagi buat avg down lalu ganti rencana jadi trading jangka menengah katanya. Harga mantul-mantul hingga akhirnya terus turun sampai 50%. Mulai dah puyeng wkwkwk..
Yang seperti ini akan sangat sering anda jumpai di grup-grup saham. Orang-orang yang duitnya pada nyangkut gara-gara tidak punya rule trading dan lucunya, stoploss juga gak mau.
Jadi kan bingung sendiri toh? Stoploss gak mau, sahamnya nilainya turun juga gak mau eh naik dikit malah dijual. Lalu berharap apa sebenarnya? Memelihara saham merah?
Tapi kalau punya trading rule, pasti beda cerita.
- Beli saham nih ABCD harga 1.000 sebanyak 10 lot dan udah direncanakan, kalau nanti turun sampai 900 saya tambah posisi 100 Lot jadi total 110 lot.
- Kenapa milih 900? sebab itu adalah batas supportnya, jadi kalau mantul, maka yg 100 lot ini akan profit.
- Kalau gak mantul, saya tunggu lagi di 800, itu adalah support ke-2. Sudah siap dana utk 200 lot.
- Saya baru TP kalau udah profit minimal 10%. Saat itu saya pasang auto sell mengikuti arus harga saham.
Itu contoh ya.. bukan berarti harus seperti itu. Tapi itu gambaran trading rule saja bahwa anda harus punya rencana exit 2 arah. Kalau naik bagaimana? Kalau turun bagaimana?
Maka, jika kejadian yang manapun anda sudah ada rencana sehingga gak akan tanya di grup ini saham musti diapain hehehe..
Itu baru rule saat punya saham. Saat memilih saham juga mustinya punya rule. Saham apa yang boleh anda beli. Misalnya:
- Harus yang masuk daftar ISSI. Nah, berarti kan non ISSI akan tereliminasi.
- Harganya minimal 100. Akan berkurang lagi.
- Value minimal harus 2 juta.
- Harus rajin bagi deviden.
- Jumlah saham beredar gak boleh lebih dari 50%.
- Harga harus di atas EMA 30
Nah, rule-rule ini anda terapkan saat memilih saham. Disiplin pakai rule itu. Kalau ternyata ada yg lolos, misalnya udah sesuai rule kok tetep aja kena yang loss, anda periksa lagi rulenya, apakah ada yang perlu diperbaiki atau rule-nya perlu ditambah.
Dengan begitu, selama proses trading anda akan akhirnya akan menemukan sebuah rule yang lebih detil dan paling bisa memberikan profit maksimal bagi kinerja portofolio anda sendiri.