kirim-sms

Telpon atau SMS?


kirim-smsJika anda ingin menghubungi seseorang, maka media apa yang paling anda sukai? Menelepon atau SMS? Jawabannya bisa sangat beragam. Tapi secara pribadi, saya lebih suka SMS daripada telpon. Kenapa?

SMS bisa dibaca kapan saja oleh penerimanya sehingga tidak mengganggu aktifitasnya. Apakah anda akan kehilangan sebuah SMS kalau tidak membacanya sekarang? Ndak kan? Jadi ketika menerima SMS biasanya kita lebih tenang nggak terburu-buru sebagaimana jika ada telp.

SMS biasanya jadi prioritas kedua setelah aktifitasnya terselesaikan. Jika orang yang sedang kita hubungi sedang sibuk meeting dengan seseorang atau sedang melakukan aktifitas tertentu, telpon pasti akan mengganggunya. Ada perasaan tidak enak sehingga dia terpaksa harus menghentikan aktifitasnya dengan dengan terpaksa menerima telepon anda. Maka SMS menurut saya jauh lebih santun karena memberikan kesempatan dan kekuasaan pada penerima untuk menerimanya kapan saja.

SMS akan selalu dibaca, sedangkan telepon bisa diabaikan. Jika penerima sudah terlalu sibuk, maka tak jarang dia akan mengabaikan telpon anda. Sehingga pesan yang ingin anda sampaikanpun tidak bisa tersampaikan. Sayang banget kan?

Lalu bagaimana kalau kita ingin menyampaikan pesan yang cukup panjang sehingga lebih nyaman kalau pakai telpon?

Solusinya adalah mengirimkan SMS pembukaan dulu. Misalnya, “Maaf, jika ada waktu saya ingin telpon membahas proposal kerjasama kemarin”. Penerima SMS jika memang siap, akan membalas, “OK”. Dan anda bisa telpon.

Dengan begini kedua pihak dalam kondisi siap untuk menerima masukkan dari masing-masing pihak.

TeleMarketing yang Menyebalkan

Tapi kebiasaan kita memprioritaskan telpon dipakai oleh para pemasar Asuransi dan Kartu Kredit untuk memanfaatkan titik kebingungan kita dalam memasarkan produk. Saya dulu hampir saja kena jebakan telemarketing ini. Dia bicara terus menyampaikan angka-angka sehingga kita jadi bingung sendiri.

Dan berkali-kali dia bilang apply sekarang pak ya? Jika kita tanya lagi dikit aja, dia nyerocos terus ngasih angka-angka dan diakhiri dengan apply sekarang?

Hebatnya lagi untuk apply kita cuma bilang YA. Suatu kata yang mudah sekali diucapkan via telp. Selanjutnya data-data kita, kartu kredit, dsb sudah di tangan mereka dan tiap bulan akan terpotong untuk tagihan asuransinya. Tak ada konfirmasi ulang.

Untuk membatalkan, kita harus menulis surat tertulis ke mereka sebelum tanggal tertentu. Dan kerennya lagi biasanya dibuat mepet misalnya tanggal kita menerima surat apply asuransi hingga tanggal cancel cuma 4-5 hari saja. Untunglah saya terbiasa ke kantor pos, langsung aja saya ketik surat dan kirimkan pakai kilat express. Alhamdulillah apply saya di cancel.

Dan sekarang saat ada telpon terutama nomor-nomor rumah jakarta saya akan ajukan pertanyaan dari kartu kredit ya atau dari asuransi ya? hehehe.. Begitu bilang Ya, langsung saya bilang “NDAK DEH” hehehe..

Masukkan alamat email anda untuk mendapat update terbaru:

6 thoughts on “Telpon atau SMS?”

  1. Ada yang menganggap malah telpon lebih sopan dari sms…
    Tergantung orangnya masing-masing memang…
    Minimal saya tahu kalau mas lutvi lebih seneng sms…

  2. Tergantung sikon….kalau si pengirim SMS punya tujuan nanya2 terutama dari pengalaman service site ane, biasanya sy suruh telp kalau ane bisa nerima atau ane suruh kirim email aja…soalnya males kalau bales2an via sms…males ngetiknya. Malah menurut saya lebih enak via email krn pertanyaan atau jawaban bisa lebih terperinci.

    Tp beda jg kalau sama keluarga tentunya.:D

    1. Ya. Memang tergantung situasi, kondisi. Termasuk usia juga. Banyak Orang-orang tua yang repot berurusan dengan SMS karena ….
      1. Hurufnya kecil-kecil, susah dibaca
      2. Bingung menu pilihan serta tombol HPnya.
      3. Lama ngetiknya
      4. Sering terbawa ngantuk, padahal teksnya belum selesai diketik
      Dan lain-lain.

  3. Kalo menurut saya mungkin lebih tepatnya SMS itu untuk contact pembukaan, lebih sopan seperti dibilang Mas Lutfi.
    Jadi kita bisa tau juga dari respon SMS pembukaan itu, apakah orang yang di contact bersedia merespon dan memberikan waktu untuk kita atau tidak…
    Karena bisa jadi ketika kita telpon langsung orangnya malah menganggap kita mengganggu…
    IMHO…….

Comments are closed.