Mungkinkah institusi sekolah kelak akan tutup? Ketika teknologi sudah begitu memasyarakat dan ketika jaringan internet sudah mampu menjangkau berbagai pelosok daerah, maka bukan tidak mungkin lagi anak-anak kita kelak akan mulai meninggalkan bangku sekolah satu per satu.
Apalagi jika pemerintah meluncurkan sebuah channel pendidikan khusus misalnya berisi materi2 pelajaran sekolah yang kemudian dicombine dengan visual audio yang menarik, maka pelajaran sekolah akan jauh lebih menyenangkan untuk diikuti.
Bagaimana kalau ada yang kurang mengerti atau perlu bertanya?
Hellooo? Bukankah ada berbagai sarana social media yang bisa dimanfaatkan oleh lembaga pendidikan? Bisa memanfaatkan WhatsApp, Telegram atau mungkin Google Hangout. Bahkan siapa tahu kelak ada yang bikin virtual class dimana konsepnya mirip webinar? Who knows?
Saat ini saja, banyak mentor-mentor bisnis yang transfer ilmu menggunakan sarana video atau ebook. Dan pesertanya rata-rata mampu mengikuti dengan baik dan dengan mudah bahkan mampu menjadi mentor2 juga di kemudian hari. Ini membuktikan bahwa ilmu tidak harus diterima dengan melalui tata muka terbatas dalam sebuah ruangan dan dalam kurun waktu yang sudah ditentukan.
Jadi individualis?
Ya! Ada kemungkinan seperti itu. Seperti diketahui bahwa sekolah bukan hanya mendidik mata pelajaran, tapi ada kedisiplinan dan kesetiakawanan juga yang dipelajari oleh anak-anak saat sekolah.
Disinilah kemudian orang tua harus berperan aktif jika memang virtual school benar-benar terwujud. Orang tua perlu mendampingi anak-anaknya, mengajarkan nilai-nilai akhlak dan agama kepada anak-anaknya. Ilmu dunia, biarlah dihandle oleh teknologi. Tapi ilmu akherat sepertinya masih banyak yg perlu kehadiran seorang ustadz.
Mungkinkah hal ini terwujud? Jawabnya sangat mungkin
Jika memang virtual school ini terwujud, maka akan ada banyak pekerjaan yang bisa dilakukan juga secara virtual. Artinya orang tua dan anak akan bisa berada di waktu dan tempat yang sama kapanpun dimanapun.
Misalnya, ketika ingin mengajak anak-anak ke taman bermain untuk bersosialisasi dengan teman-temannya, maka orang tua bisa ikut hadir di sana sambil mengerjakan pekerjaannya. Yaaa.. kalau yang ini sih saya sudah sering praktek hehehe… Ngantar anak2 ke tempat bermain, sayapun buka HP dan melakukan pekerjaan saya.
Hal-hal di atas cepat atau lambat akan hadir ke tengah-tengah kita. Tinggal bagaimana kita menghadapinya. Apakah menghabiskan energi dengan perdebatan sengit untuk melawannya, atau segera mempersiapkan diri, mulai belajar dan bersiap jika suatu saat masa itu akan tiba.
Sudahkah guru-guru matematika membuat vlog tentang matematika?
Sudahkah guru-guru fisika membuat video edukasi bertema fisika?
Sudahkah guru-guru biologi mulai meniru national geography?
Jika belum, maka sekaranglah saatnya memulai. Karena saat ini, anak-anak kita sudah mulai menjadikan internet sebagai bagian dari kehidupannya