Orang bahagia itu macem-macem sebabnya. Ada yg bahagia dg arloji seharga 11 Milyar, ada yang bahagia hanya dengan tidur nyaman di atas becak tua.
Standart kayapun beda-beda. Bagi sebagian orang kaya berarti punya tas seharga 20 milyar. Tapi bagi sebagian lain kaya adalah ketika narik becak eh ada yg ngasih 100 ribu.
Motivator bilang, kalau mau kaya maka pikirkan hal-hal besar, pikirkan mobil mewah, rumah mewah barang2 mewah.
Tapi hei, banyak lho orang mau kaya tapi gak mau barang2 mewah. Buat mereka makan cukup, tidur enak, kerja tenang sudah dianggap sebuah kemewahan.
Tapi mas, dengan kekayaan kita bisa bantu banyak orang.
Ya itu benar, tapi coba anda perhatikan di kampung-kampung siapa yang paling banyak bantu orang? Kalau saya lihat sih justru orang-orang yang katanya miskin itu yang paling banyak bantu.
Kerja bhakti, dia kerja paling berat.
Masuk gorong2, dia juga
Ngecat gapura, jalan kampung, dia juga
Nyiapin aneka macam makanan kalo ada tetangga punya hajat.. eh dia-dia juga.
Sementara yang katanya kaya itu tiap kegiatan warga cuma cengar-cengir doang nyapu2 ala kadarnya biar dianggap kerja. Itupun cuma sekitar rumahnya doang 😀
Jika Allah memberimu amanah harta yang berlimpah, manfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk bekal di akherat. Jangan sampai gara2 amanah itu kamu justru malah kesulitan di hari hisab nanti.
Jika Allah memberimu nikmat waktu luang alias nganggur, manfaatkan untuk sebanyak-banyaknya bantu orang. Niatkan bantu. Jikapun dikasih uang, terimalah, karena itu juga bantuan. Membantu dia menyeimbangkan energi.
Kaya dan sangat kaya itu cuma ukuran manusia. Sementara di akherat nanti, yang dihitung adalah bagaimana memanfaatkan kekayaan itu.