Sabar dan Syukur Menghadapi Musuh


Sabar dan Syukur Menghadapi Musuh 1Kemarin saya dapat pesan di Facebook yang mengabarkan bahwa telah ada satu blog baru yang isinya konsisten menghina Islam. Saya tak perlu ngasih tahu blognya karena cuma akan menambah rasa benci kita yang justru membuat kita melakukan tindakan-tindakan yang kurang elegan.

Melalui artikel ini saya bukan hendak mengajak anda melakukan apapun terhadap blog tersebut. Karena kalaupun blog itu berhasil kita tutup rame2, mereka bisa membuat blog baru lagi dan lagi dan lagi. Jujur aja, sebagai seseorang yang tahu betul bagaimana membuat blog, saya bisa membuat copy blog itu dan membuat lagi dan lagi hanya dalam waktu kurang dari 1 jam.

Artinya, menutup blog bukanlah solusi. Kalau kita memang ingin bertindak, mustinya bukan dengan menutup blog. Tapi dengan melaporkan ke polisi. Apalagi sekarang sudah ada UU ITE. Orang ngomongi rumah sakit aja bisa ditahan kok, apalagi ini jelek-jelekin Tuhan semua agama. Ya, saya lihat nih orang memang gak jelas agamanya. Allah itukan Tuhan orang Islam, Kristen dan Yahudi. Dan yang punya nama Muhammad itu gak cuma orang Islam kok dan gak cuma Rasulullah SAW. Jadi, dia itu sesungguhnya menghina semua agama dan menghina semua orang yang namanya Muhammad.

Kembali ke topik sabar dan syukur, saya ingat benar kata-kata Rasulullah Muhammad SAW saat beliau dilempari batu oleh penduduk Tha’if ketika mereka diajak untuk mengakhiri penyembahan terhadap berhala. Saat itu beliau justru berdo’a, “Ya Allah berilah mereka petunjuk karena sesungguhnya mereka tidak tahu”.

Itu baru kata-kata seorang mukmin sejati. Saat beliau dilempar kotoran unta ketika sholat, beliau masih bisa tersenyum, bahkan saat hendak dibunuhpun hatinya tetap tenang. Padahal kalau mau, Rasulullah itu termasuk pegulat tangguh di kota Mekkah. Apalagi pamannya yaitu Hamzah terkenal sebagai jagoan kota. Mustinya pelempar kotoran itu sekali gasak udah tewas. Tapi tidak, Rasulullah memilih bersabar dan akhirnya justru orang-orang yang memusuhinya berbalik jadi pengikutnya.

Saat ini kita sedang dicoba oleh Allah dengan seorang yang mungkin baru belajar soal Islam. Sayangnya dia salah pesantren, sehingga yang dia dapat cuma 1 muka saja. Ibarat gajah, mungkin dia baru lihat kotorannya doang tapi belum pernah lihat gajahnya. Karena itu kita musti bersabar, kita tunjukkan saja Gajah itu seperti apa. Justru kita harus bersyukur dia masih mau mencari info2 soal Muhammad, walaupun baru sebatas hal-hal kecil saja.

Bila kita bertindak sebaliknya, mungkin justru akan membuat dia makin membenci Islam. Ibarat saat ini dia menemukan kotoran gajah, lalu dia bilang “Huh ternyata Gajah itu kayak kotoran”, lalu sebagai pecinta Gajah kita lempar dia dengan kotoran itu, maka jangan harap dia akan mencari tahu lebih lanjut Gajah itu seperti apa. Yang ada justru dia makin menjauh.

Nah, inilah kesempatan kita sebenarnya. Kalau toh dia tetap pada pendiriannya sebagaimana paman Rasulullah SAW Abu Tholib yang hingga wafatnya enggan bersyahadat setidaknya usaha kita sudah menuai hasil dari Allah. Kita balas benci dengan sayang, kita balas sikap permusuhan dengan persahabatan dan kita balas hinaan dengan senyuman. Api takkan pernah bisa dipadamkan dengan Api. Api hanya bisa padam dengan air.

Ok brother, masih banyak tugas dakwah yang harus kita selesaikan. Percaya deh takkan hina Allah andai seluruh manusia bikin blog seperti dia. Takkan berkurang kemuliaan Rasulullah andai seluruh makhluk menghinanya. Jadi, jangan biarkan diri kita terseret dalam kehinaan sebagaimana kehinaannya. Gak lama lagi udah kiamat kok. Jadi semua akan selesai cepat atau lambat.

Masukkan alamat email anda untuk mendapat update terbaru:

4 thoughts on “Sabar dan Syukur Menghadapi Musuh”

  1. Don’t judge a book from it’s cover!
    Orang cenderung memberi label seperti apa yang terlihat. Padahal tindakannya belum tentu sesuai dengan baju yang dipakai.

    Tugas para ulama saat ini memang tidak mudah. Memberi pemahaman the real Islam kepada kaum yang sudah terlanjur antipati kepada Islam. Hanya dengan kesabaran, niat tulus, saling toleransi dan memberi manfaat nyata, insyaalloh semua akan ada jalan kesana.

Comments are closed.