Jika anda sudah membaca artikel-artikel yang menerangkan atau mungkin membawa-bawa roda kehidupan, biasanya anda akan disuguhi dengan ungkapan berikut:
Roda kehidupan itu senantiasa berputar. Kadang kita diatas, kadang juga dibawah. Semua ada gilirannya. Karena hidup itu terus berputar seperti roda pedati.
Yah, walaupun gak sama persis, tapi kira-kira seperti itulah ungkapannya. Yang biasanya dimaknai bahwa nasib seseorang itu akan selalu berubah. Kadang mujur, kadang sial, kadang miskin, kadang kaya.
Bagi sebagian besar orang ini mungkin benar. Tapi bagi sebagian kecil lainnya hidup ini seolah-olah tidak berputar. Dari lahir sampai mati tetap kaya terus. Tapi keluarga lain dari lahir sampai mati tetap miskin terus. Jadi benarkah ada roda kehidupan itu?
Kalau saya yang ditanya seperti itu, maka saya jawab tidak ada. Tapi ada yang namanya roda nikmat 🙂 Nah, ini nih yang keren. Belum tahu kan? Ini istilah saya sendiri.
Maha Suci Allah yang terus dan terus menerus memberikan nikmat-Nya yang tak terhitung lagi jumlahnya. Dan tahu tidak, nikmat Allah itu diberikan silih berganti dengan indah. Kadang kita merasakan nikmat berupa harta yang melimpah, tapi kadang kita juga diberi nikmat merasakan bagaimana rasanya bersemangat dalam bekerja dan berdoa karena tak memiliki uang sedikitpun.
Yah, kita diberi kenikmatan untuk mencicipi banyak pengalaman. Pengalaman gak makan seharian, pengalaman kekenyangan, pengalaman dibentak bos, pengalaman dipuji atasan. Semua adalah harta yang takkan mampu kita cari penggantinya. Nasib yang dibilang orang, tak lebih hanyalah pertunjukan-pertunjukan yang dipertontonkan Allah pada kita. Ia juga merupakan pertanyaan-pertanyaan terselubung yang menanti jawaban kita.
Bisakah anda menjawab tantangan Allah itu?
Saat pagi hari anak anda merengek terus karena anda belum memberikan sepeda yang anda janjikan kalau dia naik kelas. Padahal di saat yang sama, dagangan yang seharusnya memberi untung besar ternyata lenyap tanpa bekas. Apa yang akan anda lakukan sebagai jawaban tantangan Allah ini?
Jika anda mampu menjawab dengan tepat, maka nikmat-nikmat Allah akan mengucur lebih deras lagi. Dan tentunya, kuis kehidupan akan memberi anda pertanyaan yang lebih berat dengan hadiah yang lebih besar!
Jadi, benarkah kita ini ada di sebuah roda kehidupan?
Tidak, kita ini bukan berada di roda kehidupan. Tapi kita berada di depan sebuah meja makan yang bisa berputar. 🙂
Setelah saya baca, saya kira betul juga yang mas katakan. Roda kehidupan memang ga ada, yang ada tuhan punya hak untuk mengatur segalanya.
Terserah Allah mau membuat orang lain miskin namun Anda tetap kaya, atau sebaliknya. La wong Tuhannya Allah, apa Anda ingin menggantikan tugas Tuhan (haa…haaa). Begitulah kira-kira.
Namun kita harus tetap berusaha dan berdoa. Jangan sampe kemiskinan membuat kita lupa kepadaNya. Apalagi sampe menyalahkanNya (nah itu lebih bahaya lagi).
Makasih mas, artikelnya sip…
Salam super,,
samapai saat ini saya masih percaya :
hidup adalah pilihan yang didalamnya berisi ketentuan ketentuan. disetiap pilihan ada konsekuensinya khan ?
betul sekali..roda kehidupan seharusnya diganti roda nikmat. Sehingga apapun yang telah diberikan oleh Allah bisa dimaknai sebagai nikmat..
roda kehidupan yang berputar, meja makan yang berputar, pemahaman (pemikiran) yang berputar, atau dunia yang berputar.
Yang pasti yang berputar itu dunia (baca: bumi). Sedangkan pemikiran sifatnya optional
Cocok