risk management saham

Risk Management Investasi Saham


Risk Management adalah ilmu pengelolaan resiko yang wajib dimiliki oleh setiap investor. Tanpa risk management yang tepat, maka anda akan jadi korban bursa saham selanjutnya menyusul korban-korban lain yang sudah mendahului kita.

Saya membagi risk management dalam 3 model. Namun dalam prakteknya saya hanya memakai 2 saja. Sebab seperti pernah sampaikan di tulisan sebelumnya saya hanya pengikut tren, dan pengikut tren biasanya cuma pakai 2 risk management saja.

1. Risk to Reward Ratio

Ini adalah risk management dasar yang sebaiknya anda tahu sebelum mulai membeli saham. Ingat ya.. anda harus sudah menentukan ini SEBELUM beli, bukan saat sudah beli saham.

Idealnya risk to reward ratio itu adalah 2x. Artinya jika resikonya 1, reward-nya harus 2.

Contohnya gini, saham ABCD harganya Rp. 1.000. Rencana anda jika dia turun di 900 maka anda akan cutlose. Nah, berarti resiko anda adalah 100.

Maka, anda harus punya target profit minimal 200 yaitu 2x resiko.

Nah, jika support dan resistennya terlalu mepet, mungkin karena sudah terlalu tinggi harganya, sehingga jika nyampe resisten hanya 1.100 misalnya, maka berarti R/R-nya hanya 1x saja. Ini jelas bukan investasi yang menguntungkan 🙂

risk management saham

Tapi.. bagi trend follower seperti saya, R/R ini cuma hitungan saja hehehe… Sebab trend follower tidak pakai Taking Profit sehingga R/R-nya jarang dihitung. Walaupun ada juga yg menjadikan R/R sebagai acuan menentukan Trailing Stop.

Contohnya gini. Seorang trend follower akan beli Saham ABCD di harga 1.000. Dia tentukan SL di 900. Nah, saat harga mencapai 1250, dia ubah SL-nya jadi trailing stop (TS) di 1.200. Dia belum jual, tapi sudah bisa dipastikan dia mendapatkan 2x resiko.

Jika harga terus naik ya dia tinggal mengubah terus TS-nya semakin naik mengikuti pergerakan harga. Saat harga lalu berbalik arah dan kena TS barulah terjual. Setelah itu baru dihitung berapa R/R-nya. Boleh jadi bisa sampai 5x risk lho.

2. Risk per Trade

Saya sudah menyinggung risk per trade (RPT) ini di tulisan sebelumnya tentang money management. Di sini saya akan coba lebih detilkan lagi risk management saham yang satu ini agar semakin jelas. Sebab menurut saya, diantara semua risk management, inilah yang paling penting untuk diperhatikan.

Risk per Trade kalau kata guru saya adalah resiko yang siap anda tanggung setiap kali gagal trading. Jadi hitungannya adalah per transaksi. Nah, menghitungnya dari equity atau modal anda.

Misalnya anda punya modal untuk trading saham sebesar 10 juta. Dan sekali anda trading, anda siap kehilangan 100.000 misalnya maka ini berarti RPT anda adalah 1%.; Maka modal akan akan habis setelah 100x trading dan kena cutlose berturut-turut hehehe….

Siap?

Misal anda mau beli saham ABCD dengan harga 1.000. RPT 1% dan modal anda 10juta. Berarti RPT-nya 100rb. Anda tetapkan cutlose di harga 900. Berarti lose-nya 100. Maka tinggal hitung saja jumlah sahamnya yaitu 100rb / 100 = 1.000 lembar atau 10 Lot. Ini adalah nilai maksimal pembelian saham anda.

Jika analisa anda salah lalu kena cutlose berarti anda hanya akan kehilangan 100rb dan itu sudah anda prediksi sejak sebelum beli saham.

Gak rela kehilangan 100rb? Lha berapa relanya? Itu harus anda hitung duluan SEBELUM beli saham. Mau nggak mau, anda akan berhadapan dengan harga yg tidak sesuai prediksi, jadi harus anda perhitungkan dengan baik resikonya.

RPT hanya bisa dihitung oleh mereka yang menerapkan cutlose. Sementara bagi yang tidak ya artinya RPT-nya 100% alias nyangkut sedalam apapun gak masalah. Maka kembali ke style trading masing-masing. Toh duitnya duit sampeyan sendiri, bukan duit saya 😀

Saya kebetulan pakai 2 system trading bersamaan. Yang satu menggunakan RPT 0,4% sedangkan satu lagi tanpa RPT sebab memang saya fokuskan untuk beli saham-saham yg rajin bagi deviden saja. Jadi saya gak terlalu pengaruh dg harga. Justru kalau harga lagi murah saya malah beli lagi.

Dengan RPT 0,4% berarti butuh 250x salah trading berturut-turut tanpa profit sama sekali untuk menghabiskan modal hehehe..

Tapi pada prakteknya di tahun 2021 kemarin total saya loss 165x dan profit 71x tapi secara YTD profit saya dalam setahun alhamdulillah dapat 15,30%. Jadi modal 10 juta di awal tahun, jadi 11.530.000 di akhir tahun. Sangat lumayan toh, jauh lebih tinggi daripada IHSG dan dari Deposito hehehe…

Dengan memakai RPT, berarti anda sudah membatasi kerugian dan membiarkan keuntungan melayang setinggi-tingginya.

3. Risk Per Month

Risk per month (RPM) adalah risk management tingkat bulanan. Ini dihitung hanya selama bulan berjalan saja. Nanti di awal bulan akan direset lagi menjadi nol.

Misalnya anda siap nih dalam 1 bulan kehilangan 10% modal. Maka jika tiap bulan berturut-turut anda rugi, uang anda baru akan habis setelah 10 bulan. RPM ini biasanya digabung dengan RPT.

Maka, jika RPT anda 1% misalnya, begitu rugi 10x berturut-turut maka di bulan itu anda harus stop. Sebab kerugian dalam bulan itu sudah mencapai RPM 10%.

Misal dalam sehari anda beli 10 saham, eh besoknya kena cutlose semua sehingga tersentuh RPM 10%-nya, maka selesai sudah anda harus belajar lagi hingga awal bulan depan.

Sebab dg 10 trade berturut-turut rugi, itu artinya system anda belum teruji dengan baik alias ngawur 😀 Bahkan untuk dibilang ngawurpun kurang cocok. Terlalu sempurna kerugiannya sampai 10x berturut-turut.

Tentukan Risk Management anda sendiri

Risk Management Saham itu sifatnya lebih ke personal ya. Jadi angka-angka yang ada di sini adalah murni opini pribadi saya sendiri yang nyaman menurut saya. Boleh jadi buat anda itu terlalu kecil atau malah terlalu besar.

Yang ingin saya tekankan di sini adalah setiap bisnis ada resikonya, termasuk di bisnis saham. Bahkan saham juga disebut sebagai high risk investing. Artinya faktor resiko di saham itu sangat besar dan bukan tidak mungkin untuk terjadi.

Maka, tugas anda adalah mengendalikan resiko itu agar tidak memberikan pengaruh terlalu besar pada kinerja portofolio anda secara keseluruhan.

Seorang trader dan investor handal akan melihat kinerja portofolio secara menyeluruh, bukan per trade. Maka seorang investor handal tidak akan mungkin berinvestasi di 1-2 perusahaan saja. Dia akan meletakkan telur di banyak keranjang untuk meminimalisir resiko 🙂

Masukkan alamat email anda untuk mendapat update terbaru: