Televisi….
Siapa sih yang dirumahnya tidak ada televisi? Mungkin bagi mereka yang mampu meyakinkan keluarganya bahwa dampak negatif televisi lebih besar dari manfaat sajalah yang tidak memiliki televisi di rumah. Tapi bagaimana kalau kita tidak bisa meyakinkan keluarga bahwa televisi itu gak baik untuk dilihat?
Solusinya adalah dengan memegang kata-kata mereka sendiri. Biasanya kan alasannya masih ada manfaat di televisi.. hehehe.. Nah kita pegang kata-kata itu. Kalau perlu kita pasang tulisan di atas televisi kita “TELEVISI HANYA UNTUK YANG BERMANFAAT”. Dan jika anak atau istri kita menonton acara-acara yang tak bermanfaat, maka kita punya alasan kuat untuk mematikan televisi.
Nah, di bulan Ramadhan ini, banyak acara televisi yang kelihatannya bagus-bagus. Temanya islami walaupun dibawakan dengan gaya konvensional alias ndak ada islaminya sama sekali. Apa bisa dikatakan islami kalau bercandanya sudah keterlaluan. Tidak menghormati orang lain. Melecehkan orang lain hanya agar orang lain tertawa. Ya, seperti itu kan gaya bercanda pelawak-pelawak kita.
Belum lagi sinetron-sinetron yang iklannya seperti Islami padahal isinya tak lebih dari sandiwara lebay seperti biasanya. Yuk, kita memang tak punya power apa-apa untuk mencegah mereka. Toh itu usaha mereka cari duit. Lagi rame tema Islam ya bikin deh sinetron Islam. Kalau perlu sinetron yang lama ceritanya ke bulan puasa agar “Islami”.
Umat Islam umat yang cerdas. Mustinya tahu benar kalau sedang dikibulin begitu. Jadi, marilah kita memanfaatkan acara menonton televisi sebagai sarana ibadah. Apa aja acara yang sip? Kalau menurut saya acara-acara seperti HotSpot yang menampilkan keajaiban-keajaiban alam, acara petualangan panji dan teman-temannya atau tentu saja aneka pengajian agama di televisi sangat cocok untuk nambah-nambah pundi amal.
Selain itu, saya lebih suka dengerin radio Suara Muslim Surabaya. Sepanjang hari nyalapun ndak masalah. Sejuk jadinya isi rumah. Mumpung ramadhan gitu lho. Kapan lagi puasa nonton sinetron kalau ndak dibiasakan sekarang ini. Yuk, pinter-pinter milih acara televisi. Kalau ndak ada acara yang bagus, mending dengerin radio aja…
Daripada nonton TV mending tadarus atau dengerin murotal Al-Qur’an. Pikiran penat jadi damai, pahalanya juga jauh lebih banyak dibanding bulan lainnya. Kalo liat TV mending abis shubuh aja enaknya. Trus kalo pagi liat berita, biar gak ketinggalan. hehehe.. asal jangan liat gosip aja. hehehe..
betul bos, nonton tv banyak mudlorotnya dari pada manfaatnya.
ya yaaaa. jadi nyadar bahwa dikibulin dikit. he he he. soalnya sinetron2 tersebut banyak juga loh bos yang temanya bagus untuk direnungkan. Soal apakah mereka sedang memanfaatkan moment bulan suci ini untuk materi ya tangung jawab mereka sich di hadapan Allah. Ya nggak?
Iya Pak, saya juga muak melihat & mendengar acara2 yang katanya islami tapi ternyata isinya banyak yang bertolek belakang. Ga ada bedanya dengan sinetron biasa.
Moga bukan gibah ni ya. ^^
jujur mas saya paling tidak suka nonton acara lawakan, dan menurut sy udah banyak yg tidak lucu. dan anehnya lagi acara lawakan paling banyak di bulan Ramadahan ini, seperti yg kita tahu bahwa semakin banyak orang tertawa maka semakin tertutup hatinya. bkn begitu mas lutvi?
Yang jelas, televisi lebih real time. Saya yang jarang nonton tv kadang ketinggalan berita. Ya memang betul kita harus pinter milih acaranya. Kalau bisa Mas Lutvi bikin acara sendiri. Tentang internet, blogging, dll. Pasti rame tuh :D.
Duh salh pilih tontonan dong saya. Klo menjelang sahur nontonnya trans TV yg hostnya Wendy Olga dkk 😀
Apalagi Ust. Maulana klo tausiah sambil nagis2 hiks,…hiks,..hiks.
Hehehe… kalau saya sahur suka nonton MetroTV soalnya ada tafsir Al-Misbah by Quraish Syihab. Eman kalau dilewatkan, jarang-jarang ngaji sama orang pinter 🙂 Kalau yg spt Olga dan ust. Maulana sih udah banyak banget, kapan aja bisa dapat 🙂
Oke mas, makasih infonya tg Metro TV. Bis kadang susah dirumah TV cuma satu tp yg nonto se RT wkwkw.
Pada suka muternya ya itu tadi,… Kecuali klo sy bangun duluan baru bisa berebut 😀