Artikel ini adalah nasehat untuk diri saya sendiri. Seringkali saya dihinggapi oleh penyakit yang berjudul MALAS itu. Dan anehnya, walaupun saya tahu bagaimana mengatasi rasa malas tersebut, ternyata rasa malas itu membuat saya malas untuk mengatasi rasa malas. hehehe.. Maka dobel-dobel deh malasnya.
Dari beberapa buku yang saya baca, juga dari pengalaman pribadi, sebenarnya rasa malas itu cuma terjadi gara-gara satu sebab saja, yaitu TIDAK ADA TUJUAN YANG MENGGAIRAHKAN.
Sekarang coba bayangkan, anda pulang kerja, capek luar biasa. Apalagi tadi di jalan terjebak macet selama 2 jam. Udah gitu di kantor abis dimarahin bos padahal laporan yang anda buat sudah bikin kepala cenat-cenut. Sampai di rumah istri ngomel gara-gara susu habis, bubur habis dan bahkan kekesalan pada tukang jual sayurpun dilimpahkan ke anda. Belum cukup sampai situ, anak juga merengek minta di belikan mainan baru yang dia lihat di TV.
Mungkin dalam situasi itu kita pengennya tidur aja deh atau buat yang imannya lemah mending bunuh diri aje 🙁
Tapi kemudia ada telpon ke HP anda. Gara-gara semua kekesalan itu anda malas banget untuk mengangkat. Beruntunglah si penelepon abis baca artikel ini, sehingga dia kemudian SMS anda. Dalam SMS-nya dia tulis:
Gan, bisa bantu ane nggak? Ane ada proyek 1 Milyar nih, nanti hasilnya kita bagi dua. Tapi ane butuh ente disini sekarang untuk tanda tangan nih proyek.
Kayaknya ndak perlu nunggu waktu lama untuk memulihkan kondisi, biasanya akan ada energi tambahan mengalir dalam tubuh. Pertama, mungkin energinya cuma cukup untuk nelpon. Lalu anda telpon rekan anda dan ternyata proyek yang udah lama anda rencanakan bersama dia goal dan tinggal teken kontrak aja.
Seketika itu juga energi kembali melompat dan wusshh… anda sudah nongkrong di mobil lagi siap menuju TKP.
Bagaimana kondisi tubuh bisa berubah drastis gitu? Padahal si teman cuma SMS doang.
Satu hal yang pasti karena ada tujuan yang menggairahkan. Maka inilah persyaratan untuk mendapatkan energi anda kembali. Bukan sekedar tujuan saja, tapi tujuan yang menggairahkan. Kita ini seringkali punya tujuan, tapi tujuan itu tidak punya gairah alias hanya sekedar keinginan saja.
Maka saat anda menetapkan tujuan, bayangkan tujuan itu senyata mungkin hingga anda begitu bergairah dan bersemangat untuk mewujudkannya. Inilah yang kadang susah, saya sendiripun seringkali gagal dalam hal ini. Biasanya kalau sudah males, saya rubah tujuan besar saya menjadi lebih kecil agar cukup membawa kegairahan. Ibaratnya kita butuh tujuan perantara untuk mencapai tujuan yang lebih besar.
Contohnya waktu saya ingin punya mobil saat anak saya lahir, awalnya sih cuma sekedar keinginan. Lalu saya bayangkan istri saya yang tak bisa berkata apa-apa saat saya berhasil belajar mengemudi sekaligus beli mobilnya. Dan itu membuat saya semangat. hehehe…
Semoga kita tetap semangat meraih mimpi.
Bener juga sih mas, tapi gimana hal nya dengan orang yang malas sholat, padahal kan di janjikan surga oleh Allah, kalo gak salah rasa malas itu terjadi karena bisikan syetan yang membangkitkan hawa malas kita mas, monggo koreksi jika saya salah.
iya neh,,, saya sering bgt dihinggapi rasa malas…
makasih artikelnya,,, memberikan inspirasi
Jika anda sedang bersaing dengan orang lain maka katakanlah saya .bisa menjadi yang terbaik . Atau ketika ada kesempatan maka .berfikirlah Saya .bisa melakukannya . Jangan Berkata Saya .tak bisa .Usahakan .supaya pikiran unggul Saya .akan berhasil selalu .meliputi pikiran anda.