Sering kita dengar ungkapan, high risk high gain yang artinya resiko yang besar berpeluang mendapatkan keuntungan yang besar. Dan bisnis saham termasuk dalam kategori investasi high risk.
Tapi…..
Itu kalau berbisnis sahamnya ngawur alias tanpa perencanaan sejak awal. Beli karena ngandalin insting atau ikut-ikutan. Tanpa sistem dan tanpa strategi.
Bagaimana caranya mendapatkan untung besar dari saham tapi dengan resiko yang kecil?
RISK PER TRADE (RPT)
Rahasianya adalah dengan menentukan risk per trade sejak awal. Besarnya RPT tergantung masing2 trader. Ada yang berani, sehingga menetapkan RPT di atas 1% ada yang tipe defence sehingga RPT cukup 0,5% atau lebih kecil dari itu.
Misalkan anda punya modal 100 juta. Coba bayangkan, kira-kira anda siap rugi sampai berapa? Jangan bilang gak mau rugi ya, karena kalau gak mau rugi mending jangan bisnis saham wkwkwk…. Masukkan deposito aja 😀
Ini adalah kerugian dalam 1 emiten lho ya. Misalnya anda beli saham ABCD lalu terpaksa harus jual rugi, siap rugi berapa? Jika anda siap rugi 500.000 misalnya, maka artinya RPT anda 0,5% cara menghitungnya:
RPT = (kerugian / modal) * 100%
RPT = (500.000 / 100.000.000) * 100%
RPT = 0,5%
Waduh kalau sampai 500rb berat mas, saya siapnya 100.000 aja. Oke, berarti RPT-nya adalah 100rb/100juta*100% = 0,1%
Nah, setelah dapat, baru kemudian kita bikin strategi. Misalnya setelah anda analisa saham ABCD beli di harga 600 dan kalau turun sampai 500 anda jual, berarti strateginya:
Buy : 600
Stoploss (SL) : 500
Tinggal hitung deh berapa Lot yang kita beli dengan resiko 0,1% atau 100rb tadi. Rumusnya:
LOT = resiko / (buy-SL) / 100
LOT = 100.000 / (600-500) / 100
LOT = 100.000 / 100 / 100
LOT = 10
Maka anda hanya boleh membeli maksimal 10 Lot saja.
Yuk kita simulasikan……
Anda beli saham ABCD dg harga 600 sebanyak 10 lot. Berarti modalnya adalah 600 * 100 * 10 Lot = Rp. 600.000,-
Eh beberapa hari kemudian saham turun hingga 500 dan anda wajib menjualnya saat itu juga sehingga kerugiannya adalah (600-500)*100*10 Lot = 100.000. Sudah pas dengan RPT anda.
Itu kalau sahamnya turun, kalau naik bagaimana? Ya biarkan saja dia naik terus setinggi-tingginya. Anda bisa mengurangi resiko dengan cara menaikkan nilai stop loss. Misalnya ketika harga sudah mencapai 700 atau naik 16% anda naikkan juga stoploss-nya jadi 650 misalnya. Jadi nanti ketika harga turun ke 650 baru anda jual, kalau gak turun ya udah biarin aja walau sampai 1000 gpp
Saya sudah membuat sebuah tabel excel untuk mempermudah anda dalam menentukan RPT dari saham-saham yang anda incar.
Setup awal, anda harus mengisi kolom risk per trade dan modal. Selanjutnya tinggal memasukkan nama emiten dan juga harga buy serta harga stop loss-nya. Nanti excel akan menghitungkan jumlah lot yang bisa anda beli.
Saya menghitungnya menggunakan pembulatan ke atas ya, jadi hasil akhirnya akan sedikit lebih besar dari RPT, apalagi jika modalnya kecil dan harga sahamnya tinggi. Kalau mau pembulatan ke bawah, silahkan diubah sendiri rumusnya hehehe….
Untuk mendapatkan file ini, silahkan bergabung dulu di channel telegram saya dengan alamat:Â https://t.me/sahambejo
Nanti file-filenya dapat anda unduh di sana.
Manfaatkan Auto Order
Hampir lupa, untuk bisa menjalankan ini anda membutuhkan fasilitas auto order. Beberapa sekuritas seperti Mirae, IPOT dan Mansek sudah memiliki. Ketika saham sudah terbeli, anda tinggal setup auto sell-nya di harga stop loss yang sudah ditentukan. Dengan cara ini anda tidak perlu lagi memantau pasar terus menerus. Cukup setup semua di malam hari dan pada siang hari biarkan auto order yang bekerja