Memilih


Akhir-akhir ini kita sebagai bangsa tengah dicabik-cabik oleh para penjahat2 politik. Dengan cara-caranya yang licik mereka mencoba memanfaatkan sifat dari semua peristiwa yaitu netral.

Terus terang, harus anda akui, bahwa tidak ada yang namanya pilihan ideal. Apalagi jika anda menggunakan kacamata negatif. Siapapun calonnya, pasti bisa kita temukan kesalahannya dengan amat sangat mudah. Padahal mereka yang menjustifikasi negatifpun bukanlah orang yang sempurna juga.

Saya ingat sekali dengan kisah ayah, anak dan keledainya. Waktu itu ada ayah dan anak laki-lakinya hendak pergi ke pasar. Tak lupa mereka membawa keledai kesayangannya untuk jaga2 siapa tahu kecapaian di tengah jalan. Lagipula sang keledai bisa digunakan untuk mengangkut barang belanjaan.

Tiba-tiba, baru beberapa meter keluar rumah ada yang komentar,”Bodoh sekali, bawa keledai kok tidak dinaiki”. Kemudian sang ayah mengatakan,”Benar juga, ya sudah nak, naik aja kamu”. Sang anak pun naik keledai.

Baru berjalan beberapa meter lagi ada yang komentar lagi,”Wah, anak durhaka. Masak ayahnya disuruh jalan dia sendiri enak-enakan naik keledai”. Maka merekapun ganti posisi. Sekarang sang ayah yang naik keledai.

Beberapa meter kemudian ada yang teriak lagi,”Ayah tidak tahu diri. Anak sekecil itu disuruh jalan, dia sendiri enak-enakan naik keledai”. Duh bingung juga, akhirnya dua-duanya naik keledai itu.

Rupanya ketenangan perjalanan anda masih terusik dengan komentar seseorang di pinggir jalan,”Ya Ampun, keledai sekecil itu dinaiki berdua, benar-benar biadab”.

“Wah kok semua serba salah ya? Akhirnya mereka sepakat menggotong keledai itu” terang aja seluruh orang di pasar ketawa terbahak-bahak.

Itulah yang terjadi saat ini. Coba deh katakan pada semua orang pilihan anda, pasti anda akan dicemooh. Yang manapun yang anda pilih, pasti ada yang menentang. Anda takkan pernah bisa memuaskan semua orang. Karena apapun keputusan kita, hakikatnya bukan benar dan salah tapi netral.

Jika anda pribadi saja hasilnya akan seperti itu. Maka apa jadinya jika anda adalah seorang pemimpin partai. Apa jadinya jika partai yang anda pimpin adalah partai yang selama ini terkenal bersih dan peduli.

Jika anda ada diposisi itu, jawabnya akan sama dengan ayah dan anak diatas. Apapun pilihan anda, partai anda akan dihujat habis-habisan. Walaupun anda berbuat kebaikan, benar-benar membuktikan diri anti suap, tapi yang namanya hal negatif sekecil apapun bisa digunakan untuk menutup kebaikan anda.

Mudah-mudahan apa yang sudah dipikirkan oleh Dewan Syariah Pusat DPP Partai Keadilan Sejahtera adalah pilihan terbaik bagi umat. Mereka punya kapasitas ilmu dan pengalaman dibanding kita2. Mudah-mudahan syetan tidak menggelincirkan kita untuk mengkhianati para pemimpin yang kualitas ibadahnya jauh dibanding kita. Ataukah anda merasa lebih baik dari mereka?

Hati-hati lho… karena dulu syetan dikeluarkan dari surga juga gara2 merasa lebih baik dari Adam :)

Lanjutkan!!

Masukkan alamat email anda untuk mendapat update terbaru: