Kemampuan membaca chart saham sangat diperlukan untuk melakukan analisa sehingga kita tidak buta. Chart saham adalah cermin dari perilaku pasar. Dengan melihat chart saham, kita akan dengan mudah mengenali bagaimana respon dan perilaku pasar terhadap suatu perusahaan.
Membaca Chart Saham
Sekarang mari kita coba membaca chart saham di bawah ini. Sebelumnya saya ingin tunjukkan dulu 3 bagian penting dalam sebuah chart saham
1. Data Harga Saham
Biasanya data harga saham akan ditunjukkan dengan candle chart. Dalam tiap batang candle itu mewakili harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan harga terendah.
Ada beberapa model chart lain yang menunjukkan pergerakan harga, tapi yang biasanya dipakai oleh trader adalah candle chart ini.
Per candle mewakili satuan waktu. Kalau yang saya tunjukkan di gambar atas adalah chart harian, maka 1 candle mewakili 1 hari. Kalau chart-nya diganti mingguan ya berarti 1 candle mewakili 1 minggu.
2. Data Indikator
Indikator yang tidak berhubungan dengan harga, biasanya akan dibuatkan box khusus di bawah. Contohnya yang sedang tampil pada gambar adalah indikator volume. Satu bar volume menunjukkan satu satuan waktu.
Volume adalah jumlah transaksi yang terjadi dalam satuan waktu tersebut. Makin besar volumenya artinya respon pasar juga makin besar. Apalagi jika volumenya melebihi volume rata-rata.
Dengan 2 data ini saja anda bisa langsung melihat banyak data sekaligus kan? Mulai harga pembukaan, penutupan, tertinggi, terendah sampai berapa volumenya dan kalau diperhatikan di box volume itu ada garis average atau garis rata-rata.
Anda lihat angka (20) di sebelah tulisan volume, itu menunjukkan kalau garisnya adalah garis rata-rata 20 hari.
Gabungan data-data ini yg lalu dibuat kesimpulan. Beberapa trader menganggap bahwa volume yang melebihi rata-rata saat terjadi break support atau resisten, dianggap break-nya valid. Walau kadang masih butuh 2-3 hari lagi untuk validasi.
3. Sumbu Harga Saham
Sumbu yang di samping menunjukkan harga. Walau seringkali gak terlalu diperhatikan sih. Tapi kalau misalnya anda mau pasang garis horisontal, biasanya baru sumbu harga ini dipakai
4. Toolbox Chart
Ini box tempat anda mengatur chart. Mulai milih saham, memilih indikator, memilih satuan waktu sampai memilih warna-warnanya juga.
Tiap chart tentu beda-beda fasilitasnya. Kalau chart yang saya tunjukkan pada gambar menggunakan chart dari investing.com
Di pojok kanan atas adalah menu untuk menyimpan, sehingga anda bisa menyimpan hasil coretan dan analisa anda untuk dipergunakan lagi di masa mendatang.
5. Drawing Tool
Ya, biasanya trader melakukan corat-coret chart untuk memudahkan menganalisa, misalnya menggambar garis support, garis resisten atau garis fibonacy, semua ada di drawing tool ini.
Setelah anda tahu lokasi-lokasi chart-nya, kita akan belajar lebih detil lagi beberapa indikator yang dalam pengamatan saya paling banyak dipakai oleh para trader dalam menganalisa pergerakan suatu saham.
Apakah kita harus membaca chart saham tiap mau beli?
Ya tergantung kondisi masing-masing sih. Saya lihat chart biasanya cuma pas mau membangun system saja. Setelah itu saya buat rule untuk scanningnya dan tinggal menerapkan saja di auto sell dan auto buy.
Tapi beberapa orang hanya fokus di beberapa saham saja. Misalnya pakai Mirae Asset gitu, anda bisa langsung melihat 12 chart saham dalam waktu bersamaan. Itupun dilihat sekilas, jika pergerakan sudah sesuai rencana baru dia eksekusi.
Bagi yang masih blank gak tahu mau diapain nih chart ya memang sebaiknya banyak berlatih dulu melihat aneka macam chart saham. Lihat apa saja tanda yang muncul saat saham naik banyak, lalu tanda apa saja yang muncul saat saham turun banyak.
Lalu bandingkan dengan saham-saham lain benarkah tanda-tanda itu ada di semua saham atau hanya kebetulan.
Ya memang tidak bisa instan, kecuali anda ikut pelatihan saham yang langsung ngasih tahu tanda-tanda saham mau naik indikatornya ini, ini dan ini. Lalu validasinya begini dan begitu.
Itupun masih perlu anda praktekkan dulu 1-2 tahun sampai benar-benar paham. Sebab di kondisi real, seringkali apa yang disampaikan di pelatihan berbeda jauh hehehe…
Maka selalu saya tekankan, belajar saham itu gak cukup 1-2 hari, 1-2 bulan, bahkan 1-2 tahun. Tapi setiap tahun, setiap bulan dan setiap hari harus terus belajar dan menyempurnakan system trading.
Masak sekolah SD 6 tahun, SMP 3 tahun, SMA 3 tahun, kuliah 4 tahun dengan tujuan akhir gak jelas aja siap dijalanin. Eh belajar membaca chart saham yang goalnya bisa melipatgandakan uang malah pengennya sehari langsung jago hehehe..
Jadi… siapkan nafas panjang. Jangan habiskan dana belajar dalam 1-2 tahun. Sebisa mungkin persiapkan kegagalan hingga 5 tahun kalau perlu 😀 Misalnya punya dana 10 juta ya siapkan kalau gagal baru habis setelah 5 tahun mencoba dan gagal melulu.
Siap?