Kita dikelilingi oleh berbagai macam sumber daya. Mulai yang jumlahnya terbatas sampai yang tersedia dalam jumlah amat sangat banyak sehingga bisa kita akses secara cuma-cuma. Sumber daya melimpah ini seharusnya mulai kita fikirkan untuk bisa kita manfaatkan semaksimal mungkin sehingga menjadi keuntungan bagi kita.
Contoh paling mudah adalah sumber daya energi Matahari dan Air. Walaupun sudah banyak riset yang menghasilkan bukti kedua sumberdaya ini bisa dimanfaatkan sebagai energi alternatif, tapi ternyata tak banyak yang memanfaatkannya. Alhamdulillah saya pernah dipertemukan oleh Allah dengan seseorang yang mengaku telah menciptakan sebuah mesin tenaga air. Saat ini mesin itu telah beroperasi di beberapa pabrik dalam pengawasan ketat team-nya.
Dia tak pernah mengatakan kepada pemilik pabrik kalau mesinnya menggunakan bahan bakar air. Dia selalu mengatakan bahan bakarnya diesel. Saat saya tanya kenapa penemuannya ini tidak dipublikasikan? Dia mengatakan sesuatu yang mengejutkan saya. Taruhannya nyawa mas. Sudah banyak bukti orang-orang yang sukses menemukan energi alternatif dari air ini berakhir dengan nasib yang tidak jelas. Lenyap beserta semua catatan penemuannya.
Alasannya juga masuk akal. Pengusaha energi sekarang baik minyak bumi maupun batu bara, telah investasi milyaran rupiah bahkan trilyunan untuk bisnisnya. Apa jadinya jika bisnis itu ambruk gara-gara semua orang mengisi mobilnya dengan air yang bisa didapat secara gratis.
Saya sendiri pernah membaca buku soal teknologi bahan bakar air ini. Dan saya katakan apakah punya dia mirip itu? Dia mengatakan tidak. Ini murni air mas. Gak pakai campuran apa-apa kecuali pewarna biar tetap dikira solar. Bahkan mobilnya saat inipun menggunakan air untuk berjalan. Enak ya? Memang enak sekali. Tapi butuh waktu lama untuk itu saya rasa.
Oke, mungkin teknologi bahan bakar air terlalu rumit dan ribet buat kita yang ngapalin rumus Kimia aja udah pusing. Mari kita melihat sumber daya melimpah lain yang ada di sekitar kita yaitu air hujan. Dengan system penyaringan yang baik, kita bisa menyimpan air hujan yang jatuh ke atap rumah kita, mengalir ke talang dan masuk ke system penyaringan untuk kemudian meluncur ke tandon air.
Bayangkan, jika dibanding air PDAM kota Surabaya, air hujan ditambah sedikit debu di genteng masih jauh lebih bersih daripada bahan baku air PDAM kota Surabaya yang merupakan campuran aneka macam zat kimia. Dengan curah hujan yang luar biasa seperti sekarang, rasanya aneh kalau kita masih membeli air. Tul nggak?
Saat hujan saya sering memperhatikan betapa banyaknya air hujan yang keluar melalui talang rumah kita. Banyak sekali. Saya pikir tandon rumah saya aja insya Allah gak akan cukup untuk menampung semuanya.
Kalaupun kita enggan untuk memakainya untuk minum, setidaknya air itu bisa kita manfaatkan untuk mencuci kendaraan, mengepel rumah, mencuci baju dan piring bahkan masih lebih dari cukup untuk menyiram tanaman kesayangan kita.
Ya udah kalau itu masih sulit karena kita harus mikir untuk beli penyaring, dll kenapa tidak coba yang lebih murah meriah lagi yaitu sinar matahari dan udara pagi. Banyak riset membuktikan bahwa sinar matahari mampu memberikan berbagai manfaat bagi tubuh. Salah satu yang paling kita kenal adalah Vitamin D. Ditambah udara segar pagi hari yang sangat baik untuk membersihkan paru-paru akibat debu dan polusi udara yang kita hirup sepanjang hari.
Nah, sangat sayang sekali kalau anda bangun kesiangan dan kelewatan sumber daya gratis ini. Yuk, kita syukuri nikmat Allah yang luar biasa ini. Rejeki terus menerus ditimpakan kepada kita dari arah manapun kita mengarah. Tapi hanya orang-orang yang bersyukur saja yang mampu melihat dan memanfaatkannya.
baca ini aku jadi inget yg di Film The Arrivals. Salah satu cara untuk lepas dari ketergantungan sistem jg dengan memanfaatkan sumber daya yg melimpah dan gratis dari Allah ini.
Bener. saya coba google resource pemakaian energi alternatif, ternyata banyak sekali lho. Menanam tanaman di genteng malah ada juga. Kemarin mau saya tulis juga cuma kuatir gak bisa dilaksanakan dengan baik