volume value frekuensi

Memahami Volume, Value dan Frekuensi Saham


Untuk melihat banyaknya transaksi suatu saham, biasanya kita akan dihadapkan pada 3 istilah yaitu Volume, Value dan Frekuensi.

Biar gak bingung dan tahu bagaimana beda antara ketiganya serta bagaimana memanfaatkan ketiga data tersebut, yuk kita bahas dan kupas satu per satu apa itu volume, value dan frekuensi dalam transaksi saham

Volume Saham

Volume Saham adalah jumlah lembar saham yang diperdagangkan dalam satu satuan waktu. Kalau daily ya berarti dalam waktu sehari.

Memahami Volume, Value dan Frekuensi Saham 1
Volume Transaksi Saham

Volume ini paling gampang menggambarkan ramai atau tidaknya transaksi di saham tersebut. Ya ibarat orang jualan pisang, dia menghitung berapa jumlah pisang yang terjual hari itu. Simple saja.

Namun, hanya melihat volume bisa jadi salah analisa. Kok bisa? Sebab untuk saham-saham yang murah, biasanya volumenya akan sangat besar. Contohnya saham dg harga Rp. 100, dengan uang 100 juta aja akan muncul 1 juta volume kan.

Sedangkan pada saham yg harganya 10.000, dengan uang 100 juta, maka cuma muncul 10.000 doang volumenya. Padahal nilainya sama.

Ya ibarat orang jualan pisang goreng di samping restoran. Yang jual pisang goreng sampai antri-antri yang beli, sedangkan restoran nampak masih ada beberapa bangku kosong.

Tapi apakah bisa kita bilang jualan pisang goreng lebih laku daripada buka restoran? Ternyata tidak. Pisang goreng dihargai cuma 500. Ketika ada 100 orang beli, dia hanya dapat 50.000 saja.

Sedangkan restoran, satu menu harganya 25.000. Kalau ada 1 keluarga dengan 4 orang makan maka sudah dapat 100.000 dari 1 keluarga doang.

Nah volume itu hanya mengukur banyaknya produk yang ditransaksikan saja. Biasanya volume hanya dipakai untuk melihat apakah keluar masuk di saham itu aman atau nggak.

Misalnya anda mau beli saham 100 lot, tapi anda lihat di tiap level harga volume yang terjadi hanya mentok di 80 lot saja. Maka tentu masuk dengan 100 lot sangat beresiko. Sebab, saat anda akan jualan tentu akan sangat susah.

Tapi bagi retail kecil yang belinya dalam porsi minimalis sih biasanya di level berapapun bisa masuk. Ya kecuali emang benar-benar sepi sahamnya, misalnya cuma max 5 doang per level harga, ya ini cukup ruwet juga kalau nekat masuk 😀

Value Saham

Value Saham adalah nilai transaksi saham yang terjadi pada satu satuan waktu. Nilai ini adalah hasil kali jumlah lembar saham dengan harga per lembar sahamnya.

Maka value dianggap lebih relevan untuk mengukur besar kecilnya transaksi suatu saham. Biasanya dipakai untuk screening saja. Sebab saham yang dibeli juga pasti menyesuaikan dengan harga sahamnya kan?

Saham dg harga 10.000 tentu belinya tidak sebanyak saham yg harganya 100 kan? Maka dengan screening pake value, kita akan otomatis menyesuaikan juga dengan volumenya.

Sebab kalau kita screening pakai volume, maka saham-saham mahal biasanya otomatis tidak akan kena screening sebab dianggap sepi 😀

Dengan menggabungkan antara value dan volume serta beberapa indikator lain, maka anda bisa dengan mudah menemukan saham-saham yang punya potensi harganya naik di masa mendatang

Frekuensi Saham

Frekuensi ini jarang dipakai baik saat screening maupun saat transaksi. Sebab memang sangat mudah dimanipulasi dan susah dijadikan acuan. Kenapa?

Frekuensi adalah jumlah terjadinya transaksi saham dalam satu satuan waktu. Biasanya harian.

Nah, masalahnya dia gak peduli mau transaksi berapa lot, pokoknya terjadi transaksi ya dihitung 1. Jadi transaksi 100 lot dan 10.000 lot itu nilanya sama-sama 1.

Bahkan sama-sama 100 lot, itu bisa yang satu nilainya 1 karena kebetulan ada yang jual sebanyak 100 lot sehingga match pas 100 lot. Tapi bisa juga 10 sebab kebetulan ada 10 orang jual masing2 10 lot.

Lha kan jadi bingung toh sebenarnya yg beli itu banyak atau nggak sih hehehe..

Apalagi pengalaman saya, ada lho yang naruh order sell itu 1 lot tapi buanyaaak banget. Lalu ketika ada yang beli 100 lot, otomatis terjadi 100 transaksi kan? Jadi di running trade itu muncul terus sahamnya dia, padahal volumenya gak gede.

Karena itu, biasanya frekuensi tidak dipakai oleh trader, sebab ya itu tadi gak jelas dan gak bisa dengan valid menggambarkan kondisi pasar.

Data value dan frekuensi, biasanya tidak muncul di chart saham. Sebab biasanya hanya dipakai untuk screening saja.

Masukkan alamat email anda untuk mendapat update terbaru: