Ada yang aneh saat menonton aneka iklan baik yang di televisi maupun media cetak. Salah satunya adalah penyebutan Idul Fitri sebagai Hari kemenangan. Terus terang hingga saat ini saya masih belum mencerna kenapa Idul Fitri disebut hari kemenangan. Saya menemukan setidaknya ada 3 jawaban ini:
Pertama, dari kata idul fithri itu sendiri yang berarti kembali ke fitrah, yakni ‘asal kejadian’, atau ‘kesucian’, atau ‘agama yang benar’. Maka setiap orang yang merayakan idul fitri dianggap sebagai cara seseorang untuk kembali kepada ajaran yang benar, sehingga dia bisa memperoleh kemenangan.
Baik, jika memang Idul Fitri benar-benar seperti yang disebutkan diatas. Berapa orang yang benar-benar mendapatkan Idul Fitri? Berapa orang yang benar-benar telah kembali kepada agama yang benar? Kalaupun ada, saya yakin mereka justru menangis di hari raya ini.
Kedua, dari kata ‘minal ‘aidin wal faizin’ yang berarti ‘semoga kita termasuk orang-orang yang kembali memperoleh kemenangan’ . Karena menurut para ahli, kata al-faizin diambil dari kata fawz, sebagaimana tersebut dalam Al-Qur’an, yang berarti ‘keburuntungan’ atau ‘kemenangan’.
Mungkin ini sanggahannya juga sama seperti diatas. Siapa yang merasa menang hari raya ini? Menang atas apa? Nah, mari kita simak jawaban ketiga yang seperti menjawab pertanyaan siapa yang menang.
Makna lain dari kata idul fitri sebagai hari kemenangan adalah karena pada hari itu seluruh kaum muslimin dan muslimat baru saja menuntaskan kewajiban agamanya yang paling berat yaitu menahan hawa nafsu melalui ibadah Ramadhan. Karena itu, barangsiapa mampu menuntaskan ibadah Ramadhan itu selama sebulan penuh, tentu dia akhirnya keluar sebagai pemenang dalam ujian kesabarannya itu.
Ini yang sangat lucu. Bagaimana bisa disebut berat kalau saat Ramadhan syetan-syetan dibelenggu, neraka ditutup, surga dibuka, iming-iming pahala berlipat-lipat tiada tara bahkan masih ditambah dengan nuansa yang sangat mendukung untuk berpuasa. Saya mau tanya, mana yang lebih berat, puasa tiap hari di bulan Ramadhan atau puasa Senin dan Kamis saja di bulan lain saat musim kemarau?
Kalau menurut saya, hari kemenangan itu justru di awal ramadhan. Karena kita berhasil mencapai bulan penuh berkah ini. Kita berhasil menemui masa dimana syetan dibelenggu dan pahala dilipatgandakan. Ramadhanlah hari-hari penuh kemenangan dan suka cita. rejeki berlimpah dan aneka kesenangan lainnya.
Maka tidak heran betapa gembiranya rasulullah dan para sahabat tatkala bulan Ramadhan hendak datang. Bahkan sejak bulan rajab, kegembiraan itu sudah dirasakan.
Sementara 1 syawal adalah hari penuh kesedihan dan kekalahan. Hari itu syetan lepas dari belenggunya. Ibadah dihitung normal lagi. Dan semua ibadah akan terasa berat lagi. Dan kita justru bersuka cita atas itu? Dan mengatakan ini hari Kemenangan?? Jangan-jangan kita adalah syetan yang telah lepas dari penjara Ramadhan?
Coba nanti anda perhatikan bagaimana sholat orang-orang ketika 1 syawal nanti. Berapa shaf sholatnya? Atau jangan-jangan masjid di tempat kita malah libur hari itu karena pengurusnya sibuk menerima tamu di rumah. Jika demikian yang terjadi maka lengkaplah sudah kemenangan ini. Dan mungkin syetan akan bersorak sorai menyambut hari kemenangan ini.
Jadi jangan heran juga kenapa Rasulullah dan para sahabatnya justru menangis di hari-hari terakhir Ramadhan. Bukan karena menangis haru, tapi menangis karena Ramadhan akan pergi dan tak ada satupun kepastian mereka akan berjumpa lagi dengan bulan penuh ampunan itu.
menyesal sekali tak bisa memaksimalkan saat ramadhan ini
ada benarnya juga mas, mengapa bisa ibadah wajib puasa bulan ramadhan dikatakan berat, padahal kan sudah disebutkan bahwa saat bulan ramadhan syetan-syetan akan dibelenggu dan ditahan dan dijanjikan bahwa saat ramadhan setiap ibadah yang kita lakukan akan mendapatkan pahala yang lebih besar,
tapi kita manusia, pasti banyak kekurangan dan kesalahan, ada yang kita tahu, tapi banyak juga yang kita tidak tahu, kadang kita beranggapan bahwa suatu hal itu benar meskipun terkadang faktanya salah. Yang pasti kita sebagai manusia bukanlah makhluk yang sempurna, karena yang kesempurnaan hanyalah milik-Nya. 🙂
Nyesal tidak mengisi bulan ramadhan dengan amalan baik secara istiqomah. bahkan saya pernah buka warnet eh nyasar ke blog blog yang membuat mata ini jadi tak berkedip. dosa mata dech. kemenangan hanya untuk yang puasa dengan benar, baik dan beramal. semoga saja masih ada rahmat Allah walau kemenangan itu sendiiri tak mungkin saya rasakan
Klo saya memahami tulisan mas lutvi, berarti siapa saja umat muslim yg semakin berat mengejar ibadah dibulan ramadhan berarti semakin kuat setan dalam dirinya.
Sampai2 saya bisa menyimpulkan kalau “pembisik kemaksiatan” itu adalah kita sendiri.Gimana nantinya kalau ramadhan sudah berlalu dan semua “pembisik kemaksiatan” dilepas dari belenggunya? Makin sulit saja… 🙁
Allah Maha Tahu.
Yup, dalam pemahaman saya Ramadhan itu bulan latihan. Namanya latihan ya ndak ada musuh beneran. Begitu keluar Ramadhan musuh sudah menghadang. Bagaimana bisa disebut menang lha pertandingan baru dimulai?
Setuju mas…
Ada lagi yang menurut saya ironis mas, di bulan ramadhan yang seharusnya di isi dengan full ibadah, di negeri kita malah marak dengan petasan dan kembang api yang tiada berguna, juga begitu banyaknya bid’ah yang berlangsung. Dimalam terakhir ramadhan juga diisi dengan bedug yang tidak ada petunuknya,dan semua itu dianggap sebagai ibadah, na’udzubillah!
Mas Lutvi, ternyata judul tulisan kita mirip. http://agusdotcom.wordpress.com/2008/09/28/hari-kemenangan-siapa/
Ramadhan 1432 H telah pergi dan belum tentu kita akan berjumpa Ramadhan lagi.
Selamat Idul Fitri. Semoga Allah menerima ibadah kita dan mengijinkan kita menjumpai Ramadhan yang akan datang. Mohon maaf lahir dan batin
Hehehe.. pemikiran yang sama, saya rasa bulan Ramadhan itu sekolah akting buat muslim KTP. setelah lebaran, maksiat dibuka kembali.hihihi…
Mudah-mudahan aktingnya berubah jadi kebiasaan dan terbawa terus dalam kehidupan sehari-hari
Selain karena gilang-gemilang jalannya peperangan ini panjang kalau diikuti usai kemenangan itu Sultan Muhammad al-Fatih juga lantas memperlakukan warga Islambul dan para pendetanya dengan baik. Ini adalah kemenangan sang murid dan tentu saja keberhasilan sang pendidik..
kemenangan yang dimaksud mungkin untuk orang-orang yang benar2 bisa mengoptimalkan ibadahnya mas…
menang karena bisa berpuasa sebulan penuh, menang karena bisa sholat di masjid setiap waktu, menang karena bisa mengoptimalkan tilawahnya —> artinya kemenangan dalam arti bisa mendapatkan pahala sebanyak-banyaknya…. itu mungkin yang dimaksud… tapi kalau seperti itu, saya sendiri juga tidak merasa menang, karena masih banyak lalainya 🙁