Budaya Bohong, Apakah Kita Akan Mengikutinya Juga?


Jika dalam artikel yang lalu saya pernah menuliskan agar kita mau mempelajari sesuatu sebelum mengikutinya, insya Allah 2 hari lagi akan ada budaya jelek yang entah kenapa harus diperingati juga setiap tahun. Itulah April Mop. Konon pada hari itu semua orang diijinkan untuk berbohong. Aneh…

Dan dari pantauan timeline saya, ternyata orang-orang yang punya banyak fans malah dengan bodohnya ikut-ikutan baik secara sadar maupun tidak mengkampanyekan budaya aneh ini. Pertanyaannya kemudian apalagi pembelaan kita atas kebudayaan tak bermoral ini?

Bohong bagaimanapun bentuknya adalah sebuah dosa. Bahkan dalam Islam hanya 3 kebohongan yang dimaafkan yaitu:

  1. Bohongnya suami pada istri untuk menyenangkan hatinya
  2. Bohongnya seseorang pada 2 orang yang sedang berselisih agar keduanya rukun kembali
  3. Bohong kepada musuh dalam peperangan

Kebohongan biasanya akan selalu membawa kebohongan yang lain untuk menutupi kebohongan yang pertama. Bahkan Rasulullah sendiri pernah berwasiat pada salah seorang dari suku badui agar jangan berbohong.

Diceritakan ada seorang badui ingin masuk Islam. Dia menemui Rasulullah dan mengatakan ingin masuk Islam tapi tak mampu meninggalkan minum khamar dan berzina. Lalu Rasulullah berkata kalau begitu jangan bohong.

Alhasil, badui ini justru tak pernah lagi minum khamar dan berzina karena takut berbohong kalau ditanya oleh Rasulullah. Sedangkan jika dia bicara jujur, hukum Islam siap menanti.

Begitu dahsyat efek dari kebohongan. Perceraian biasanya juga diawali dengan kebohongan. Korupsi juga dilandasi dengan kebohongan. Penipuan udah jelas buah dari kebohongan. Dan sekarang ada orang-orang yang mau bersatu padu ingin berbohong di bulan April. Jika anda ketemu pembohong lusa besok, tampar aja mulutnya biar terkenang selama hidupnya. Lalu katakan padanya juga “APRIL MOP!! Rasain lu”

Masukkan alamat email anda untuk mendapat update terbaru:

3 thoughts on “Budaya Bohong, Apakah Kita Akan Mengikutinya Juga?”

  1. Hahaha…. maen tampol deh, mas Lutvi.. Susah mas kalo nggak bohong. Bukan cuma budaya tapi sudah mendarah daging sejak Qubil berbohong pada ayahnya, Adam.
    Diminimalis mungkin bisa, bukannya mendukung kebohongan tapi sadar diri, saya sering khilaf dengan kebohongan kecil. 😀 (sama aja, kalau dikumpulin juga gede)

Comments are closed.