Ini pertanyaan penting sebelum anda memulai suatu pekerjaan apapun. Jawaban pertanyaan ini sangat menentukan kualitas pekerjaan yang anda hasilkan nantinya. Dan kualitas ini tentunya berbanding lurus dengan rejekin yang bakal anda dapatkan.
Ada suatu cerita 3 orang tukang batu. Pekerjaan mereka sama, gaji sama, tapi niat lain. Ya, jawaban mereka atas pertanyaan untuk apa anda bekerja benar-benar lain. Dan mari kita lihat bagaimana mereka bekerja.
Pekerja pertama menumpuk bata-bata begitu saja. Dia bekerja dengan sangat cepat tapi sama sekali tidak rapi. Diapun kerja dengan bibir yang jauh dari senyum
Pekerja kedua menumpuk bata satu per satu dengan senyum. Meluruskan letaknya dan mulai melapisinya dengan semen. Pekerja inipun bekerja dengan cepat tapi masih sedikit santai
Pekerja ketiga menumpuk bata dengan lamban. Dia meletakkan bata-bata begitu rupa sehingga nampak artistik. Diapun melapisinya dengan semen dan memolesnya dengan begitu halus. Semen yang dipakaipun nampak begitu lembut seolah-olah disaring menggunakan saringan paling halus.
Nah, kira-kira apa jawaban ketiga tukang batu ini soal kenapa mereka bekerja?
Yang pertama bilang, “Alaa… bayaran cuma segini aja kok mas. Yang penting jadi cepet, dan dapat duitnya juga cepet, ntar kalau ada kurang rapinya ya dirapikan. Itupun kalau orangnya tahu”
Yang kedua bilang, “Tiap saya susun bata ini mas, saya membayangkan rupiah demi rupiah mengalir ke kantong saya. Jadi saya atur sungguh-sungguh agar makin banyak rupiah yang bisa saya bawa pulang”.
Yang ketiga bilang, “Saya susun bata ini seolah-olah membangun rumah saya di Surga mas. Nih masjid, akan jadi bekal saya disana nanti. Biarlah bayarannya dikit, asal saya bisa menanamkan amal jariyah di masjid ini. Akan saya atur dan saya poles sedemikian rupa hingga dia bisa tahan puluhan bahkan ratusan tahun”.
Dari ketiga pekerja diatas, apabila anda pemilik bangunan itu. Siapa kira-kira yang akan anda beri bayaran paling tinggi? Insya Allah rata-rata adalah pekerja ketiga. Biarlah kerjanya agak lama tapi hasilnya benar-benar seperti sebuah maha karya.
Saya sendiri punya prinsip, kerja dan rejeki itu bukan berada di jalur yang sama. Jadi jika tujuan anda bekerja adalah untuk mencari rejeki, maka anda sudah berada di jalan yang salah. Kenapa? Karena rejeki itu dapatnya bukan dengan bekerja. Lho kok?
Lalu untuk apa kita kerja kalau tidak dapat rejeki?
Jika kita paham betul apa arti rejeki, maka seharusnya kita sudah tidak bekerja lagi demi rejeki. Karena rejeki ada di jalur yang beda dengan kerja. Saat anda kerja, mustinya tujuan anda adalah memberi manfaat pada sebanyak mungkin orang. Menunjukkan kepada Allah bahwa anda memiliki arti di dunia ini. Bahwa keberadaan anda di dunia ini benar-benar dibutuhkan oleh banyak orang.
Jika anda memang bermanfaat, maka Allah akan kirimkan rejekinya. Jadi, anda lihat? Rejeki bukan dari kerja anda, tapi dari manfaat apa yang bisa anda berikan pada orang lain.
Mau bukti rejeki ada di jalan yang beda dengan kerja?
Oke, coba diam-diam anda bekerja yang tidak ada manfaatnya bagi orang lain. Misalnya garuk-garuk jalan, melipat koran lalu membukanya lagi. Atau jalan-jalan ke sana kemari tanpa arah yang jelas. Kalau mau agak berat lagi, coba aja dorong lemari pakaian anda dari ujung kamar ke ujung lainnya. Intinya anda harus kerja yang tidak memberi manfaat apapun bagi orang lain.
Lakukan selama sebulan, apakah anda mendapatkan uang? Ataukah ada rejeki dalam bentuk yang lain? Masuk RSJ mungkin?
Sekarang bagaimana kalau kerja hanya mencari manfaat saja. Mungkinkah dapat rejeki, mari kita coba.
Silahkan anda berdiri di depan masjid sebelum waktu sholat, setiap ada yang datang, rapikan sandalnya. Kalau mereka bawa sepatu semir sepatunya sampai mengkilap. Diam saja, jangan minta upah. Ingat, anda bekerja untuk memberi manfaat. Setelah selesai sholat, anda bersihkan masjid, rapikan Al-Quran yang ada disana. Pokoknya buat manfaat sebanyak mungkin.
Lakukan sebulan, insya Allah kalaupun gak ada yang ngasih uang, pasti banyak yang ngasih anda makanan. Bahkan boleh jadi anda akan diangkat sebagai penjaga masjid dengan gaji tertentu.
Nah, sekarang balik ke realita
Jika anda seorang karyawan, cobalah bekerja semaksimal mungkin. Agar anda bisa memberi manfaat yang banyak pada klien anda. Anda bisa memberi keuntungan yang besar pada perusahaan dan anda membuat pemilik perusahaan merasa senang karena anda bermanfaat. Saya yakin gak butuh waktu lama bagi anda untuk naik jabatan dan jika perusahaan benar-benar berkembang, bukan hal yang mustahil anda jadi pengelola cabangnya. Karena anda adalah karyawan yang bermanfaat
Jika anda pengusaha, buatlah produk yang memberi manfaat sebesar mungkin bagi pelanggan anda. Berikan layanan terbaik yang bisa anda lakukan. Makin banyak manfaat yang bisa anda tawarkan, makin ramai pelanggan datang dan pada akhirnya rejeki lagi yang anda dapat.
Jika anda bekerja hanya untuk uang, maka anda akan melakukan berbagai macam cara yang penting dapat uang. Sekalipun itu melanggar etika-etika yang ada. Nah, untuk apa anda bekerja?