Resiko investasi saham bisa dikendalikan jika kita memiliki strategi yang tepat untuk mengantisipasinya. Untuk itu, sangat penting mengetahui apa saja risiko berinvestasi di pasar modal.
Resiko Investasi Saham
Ada beberapa macam resiko yang akan dihadapi oleh seorang investor saham. Namun, resiko apapun tentu ada cara dan strategi untuk meminimalisirnya. Yuk, kita kenali dulu apa saja risiko pasar modal.
1. Resiko Harga Saham Turun
Ini adalah resiko membeli saham yang paling umum dan paling sering dihadapi oleh para investor saham. Ketika kita beli saham dan sudah berusaha melakukan analisa dengan cermat eh beberapa hari kemudian malah turun hingga di bawah harga beli alias lose.
Untuk mengantisipasi resiko ini sebenarnya tergantung strategi masing-masing. Biasanya akan ada 2 strategi yang dipakai:
- Melakukan average down atau menambah lot saham.
Saat harga turun di posisi tertentu yang direncanakan, investor justru melakukan pembelian lagi alias average down. Tapi tentu tidak asal beli saat turun, melainkan ada perhitungan khusus dia baru avg down di harga berapa dan berapa jumlah lot yang di beli di level tersebut.
Keuntungan memakai cara ini, jika kemudian harga berbalik arah menjadi profit, maka profit yang didapat akan jauh lebih besar sebab lot yang masuk juga jadi besar.
Kekurangannya adalah jika harga tidak kunjung berbalik arah. Maka bisa dipastikan dana akan nyangkut. Biasanya investor yang memakai strategi ini, tidak langsung masuk 100% dana di saham target. Biasanya akan masuk dikit dulu, kalau ternyata turun, dia tambah lot, kalau naik dan mencapai titik Taking Profit yang langsung dijual. - Melakukan Cutlose
Ini juga biasanya dilakukan oleh para trader saham yang menganut system trend follower. Saat analisanya tidak sesuai perkiraan maka jika harga terus turun hingga ke level tertentu, dia akan jual.
Jika harga naik di level tertentu biasanya ada 2 opsi. Opsi pertama dianggap trend kuat sehingga dia nambah lot. Dan opsi kedua dia hanya menaikkan batas stoplose-nya yang kemudian dinamakan sebagai trailing stop.
Jadi mirip jaring, semakin tinggi harga, jaringnya juga makin ditinggikan.
2. Resiko Likuidasi
Resiko terbesar seorang investor saham adalah jika perusahaannya terkena likuidasi. Saat itu, semua aset perusahaan akan dijual dan hasilnya akan dibagi-bagi ke berbagai pihak.
Sayangnya, investor adalah pihak paling terakhir yang mendapatkan bagian, itupun kalau ada hehehe… Jadi, pastikan tahu berapa nilai asset perusahaan yang sudah dikurangi liabilitas atau hutang saat anda membelinya dan bandingkan dengan jumlah sahamnya.
Jika harganya lebih tinggi dari nilai asset per saham, maka boleh dibilang beli perusahaan itu terlalu beresiko. Sebab lagi-lagi, jika terjadi likuidasi dan asset-nya ternyata kecil ya sudah pasti anda gak dapat bagian hehehe..
3. Resiko Saham tidak Liquid
Ini juga resiko yang sering terjadi terutama di saham-saham gorengan. Jadi seringkali ada saham yang di hari-hari biasanya tidak ada transaksi, atau kalaupun ada transaksi amat sangat kecil sekali.
Nah, suatu ketika tiba-tiba aja rame entah karena ada kasus apa sehingga sampai infonya ke anda dan andapun beli. Abis beli eh transaksi kembali sepi sehingga saham anda jadi sulit dijual.
Memiliki saham yang tidak liquid akhirnya hanya akan pegang keuntungan kosong saja sebab semua profit atau kerugian itu gak bisa diwujudkan sebab untuk menjualnya juga sulit.
Maka, penting sekali sebelum beli saham anda harus tentukan berapa rata-rata volume perdagangannya. Sehingga ketika anda beli, ada jaminan untuk menjualnya kembali.
4. Resiko Tidak Mendapatkan Deviden Saham
Bagi sebagian orang, ini termasuk resiko investasi saham, tapi bagi sebagian lain ya biasa saja sebab dia juga tidak terlalu mengharap deviden. Namun, bagi anda yang memang membeli saham untuk mendapatkan deviden, jika salah beli ya gak dapat deviden sama sekali.
Perlu diingat bahwa pembagian deviden itu adalah keputusan RUPS. Jika peserta RUPS memutuskan tidak bagi deviden misalnya untuk diinvestasikan lagi atau untuk membayar hutang ya anda tidak mendapatkan deviden walaupun sangat ingin.
Apalagi kalau beli saham yang sama sekali tidak pernah melakukan RUPS dan tidak ada pemegang mayoritas maka peluang dapat deviden akan semakin kecil saja.
5. Resiko Saham dihapus oleh BEI
Ini adalah resiko investasi saham yang paling menakutkan, apalagi bagi investor retail. Sebab untuk mengurusnya tentu akan cukup susah dan merepotkan.
Jika karena suatu sebab entah karena melanggar aturan BEI atau sebab lain, maka suatu emiten saham dapat dihapus dari daftar BEI. Dan karenanya anda tidak bisa menjual saham di pasar reguler biasa.
Repotnya adalah secara fakta perusahaannya masih ada dan masih jalan. Andapun secara fakta ya pemilik sahamnya. Hanya saja, karena sudah tidak terdaftar di BEI, maka tidak ada lagi kewajiban perusahaan memberikan laporan keuangan dan deviden.
Itulah resiko investasi saham yang wajib anda ketahui sebelum mulai berinvestasi di dunia saham. Dengan paham resiko main saham, anda akan belajar lebih dalam untuk meminimalisir resiko dan mempersiapkan diri jika terjadi resiko apapun.